Sunday, November 19, 2006

Buat Papanya Ami...

ANAK

Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah pada kami perihal Anak.

Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang
hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

(Dari 'Cinta, Keindahan, Kesunyian')

:+: Kahlil Gibran :+:

Kenapa jadi kepikiran buat upload karya Gibran ini... suatu malam... pas mama lagi ada lemburan kerjaan... papanya ami gantian tidur di dekat ami... (kadang ami suka manja... kalo gak ada orang di deketnya tiba-tiba bangun dan nangis...)

Mulanya sich konsen ke kerjaan... tapi mama jadi tertarik dengan apa yang dilakukan papa dan ami di seberang... olala ami ternyata bangun dan ngobrol sama papanya.... Apa sich yang diomongin mereka? Jangan-jangan lagi ngomongin mamanya nech....

Sambil mengendap gitu... mama coba ndeketin... coba nguping apa yang di omongin mereka...
Dan ternyata.... kira-kira inti bisikan itu adalah begini:
"Ami... dulu papa pengen jadi ahli fisika... pengen kaya Newton, menemukan sesuatu yang spektakuler buat dunia ini... tapi papa kecewa dan sampai sakit, karena papa gagal... dunia papa lain sekarang... bukan fisika lagi... tapi kesenangan papa sama fisika gak pernah ilang. Pengennya papa, nanti ami bisa m'wujudkan cita-cita papa itu... jadi ahli fisika... yang bisa merubah dunia"
Haiyaaa.... gdubrag... glodak... krompyang....
Waduh... gak bener nech... mamanya sich setuju kalo apa yang dilakukan Ami kelak bisa berharga buat alam dan semesta ini. Tapi kalo harus di doktrin jadi Fisikanwan gitu... Mama gak setuju!!! Pengen jadi apapun Ami besok, itu otoritas dan prerogatifnya Ami.... Gak ada yang bisa maksa Ami mau jadi apa kelak... nggak Mamanya, Papanya atau siapapun.

Lagian kalau sampai waktunya, dia akan tau sendiri apa yang akan dilakukannya. Asal bekal yang diberikan cukup, mama yakin Ami pasti bisa.

Seru juga sich mbahas ini... emang bener Ami masih cukup kecil... tapi pendidikan kan sedari dini... termasuk juga pola asuh dan ajar buat Ami... nah kalo belum-belum udah dibisikin dan diajarin gitu... ya kasian Ami-nya kan.... Betewe... Mama yakin Papanya Ami, tetep pengen ngasih yang terbaik buat Ami.

TANYA SANG ANAK

Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak gadis muda dan naif!

Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!
“Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?”
Sang ibu menjawab,”Kerana ibu lebih kuat dari ayah!”
Sang anak terdiam dan berkata,”Kenapa jadi begitu?”

Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!
“Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?”
Ayah pun menjawab,”Kerana ibumu seorang wanita!!!”
Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
“Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?”
Dan sang ayah pun kembali menjawab,” Iya, kau adalah yang terkuat!”
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.

Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
“Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?”
Ayah kembali menjawab,”Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!”
“Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?” Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.

Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan. “Kerana engkau adalah buah dari cintanya!”
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam. Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!

Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
“Apa itu Cinta, Ayah?”
“Apa itu cinta, Ibu?”
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!

Dan mereka pun menjawab, “Kau, kau adalah cinta kami, sayang…”

-:Khalil Gibran:-

No comments: